Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang cukup penting untuk dikembangkan di Indonesia, sehingga potensi serapan pasar di dalam negri juga terus meningkat. Produksi bawang merah tahun 2008 sebesar 853.615 ton. Pada tahun 2010, permintaan bawang merah mencapai 976.284 ton. Tanaman bawang merah tahun 2006 telah mencapai luasan 89.188 Ha, sedangkan tahun 2008 menjadi 91.339 Ha. Beberapa propinsi penghasil bawang merah yang cukup besar tahun 2008, antara lain yaitu : Jawa tengah (379.903 ton ), Jawa timur (181,517 ton), Jawa barat (116.929 ton) (Statistik pertanian, 2009).
Di Kramatjati rata-rata sampah organik yang dihasilkan dari aktivitas perdagangan sayur-mayur, buah-buahan dan umbi-umbian sebanyak 3.778,97 ton/hari. Total volume rata-rata sampah organik tahun 2009 yang dihasilkan adalah 3.778,97 ton/bulan atau 124,24 ton/hari, sedangkan sampah sayuran menempati 25% dari 90% dari komponen total sampah yang ada. limbah - limbah tersebut dikumpulkan dan di olah menjadi pupuk organik, yang dapat diguanakan sebagai campuran komposisi media tanam maupun sebagai media semai.
Adanya zat dan senyawa yang terdapat pada kulit bawang merah yang bermanfaat memberikan kesuburan bagi tanaman sehingga dapat mempercepat tumbuhnya buah dan bunga pada tumbuhan, yang cukup tinggi. Adanya zat kesuburan tanah tersebut sangat sesuai digunakan sebagai campuran media tanam maupun sebagai campuran media semai. Untuk perlakuan media semai pada tanaman Pakcoy, media semai yang menghasilkan pertumbuhan bibit dan jumlah bibit tanaman yang paling optimal adalah pada perlakuan persemaian 4 (75% arang sekam dan 25% kompos bawang merah), dengan persentase pertumbuhan benih pakcoy sebesar 71,80%. Untuk pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun yang optimal pada persemaian cabai diperoleh pada perlakuan persemaian nomer 2 (75 % Kompos B.M + Sekam bakar 25%). dengan persentase pertumbuhan sebesar 93,60%.
Sedangkan untuk perlakuan kompos bawang merah sebagai campuran media tanam, secara umum menunjukkan bahwa, pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman pakcoy sangat optimal, pada perlakuan 7. Tetapi untuk mendapatkan berat pakcoy/polybag optimal, diperoleh pada perlakuaan 9, yaitu sebesar 692,8 gr lebih tinggi dibanding dengan perlakuan 6 (656,8 gr). Sedangkan berat pakcoy/polybag terendah diperoleh pada perlakuan 5 (media menggunakan tanah 100%) yaitu 145,6 gr. Untuk tanaman cabai Perlakuan 7, menunjukkan tanaman yang lebih tinggi dibanding dengan ke 9 perlakuan yang lain. Pengamatan tinggi tanaman pada minggu ke 11 diperoleh 67,9 cm. Sedangkan jumlah bunga tertinggi diperoleh pada perlakuan 6 yaitu 122,6 bunga. Begitu juga terhadap jumlah cabai hijau. Jumlah buah hijau total tertinggi diperoleh pada perlakuan 9 yaitu sebanyak 69,8 buah cabai hijau. Pemanenan cabe merah dilakukan sampai 6 kali pengamatan/minggu, dengan berat cabe merah total tertinggi diperoleh pada perlakuan 6 yaitu 173,5 gr.